Kenapa menatap mata bila tatapan itu hanya harapan semu?
Kenapa palingkan wajah bila rasa merindu?
Kenapa katakan 'ya' bila batin meraung menolak?
Kenapa harus 'tidak' padahal hati mengharap?
Tak kumengerti cerita sperti ini.
Kucari hikmahnya lewat semilir angin kejujuran.
Dia bohong. Aku bohong. Kau bohong. Mereka, dan juga kita.
Tersadar bahwa semua sama,
Nurani kecewa,
Apa mau dikata?